Diskusi Periodik Online di Tengah Pandemi Covid-19
Jember, Pandemi Covid-19 memaksa masyarakat dunia mendefinisikan makna hidup, tujuan pembelajaran dan hakikat kemanusiaan. Jika selama ini manusia bekerja dalam lingkaran sistem yang sudah ditentukan sebelumnya, dan kejaran target pertumbuhan ekonomi dalam sistem kompetisi. Namun, persebaran virus Corona (Covid-19) yang menjadi krisis besar manusia modern, memaksa kita untuk sejenak bernafas, berhenti dari pusaran sistem, serta melihat kembali kehidupan, keluarga, dan lingkungan sosial dalam arti yang sebenarnya. Manusia dipaksa 'berhenti' dari rutinitasnya, untuk memaknai apa yang sebenarnya dicari dari kehidupan.
Pandemi Covid-19 memaksa pemerintah melakukan kebijakan social distancing atau physical distancing (menjaga jarak fisik) untuk meminimalisir persebaran Covid-19. Jadi, kebijakan ini diupayakan untuk memperlambat laju persebaran virus Corona di tengah masyarakat. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Nadiem Makarim, merespon dengan kebijakan belajar dari rumah, melalui pembelajaran daring dan disusul peniadaan Ujian Nasional untuk tahun ini.
Hal ini juga berdampak terhadap perubahan kebijakan yang dilakukan oleh Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IAIN Jember. Seperti halnya, salah satu agenda LPM yaitu diskusi periodik yang biasanya dilaksanakan secara offline atau dilakukan secara bertatap muka. Namun dikarenakan wabah pandemi covid-19 serta aturan dari pemerintah mengenai phisycal distancing maka, pejabat LPM dituntut untuk merubah kebijakan yang selumnya sudah dikonsep. Agar supaya kegiatan LPM ini tetap berjalan meski di tengah pandemi covid-19.
Dengan kebijakan baru ini pimpinan LPM mencari solusi yang solutif dengan pola yang tepat agar diskusi periodik ini tetap berjalan. Selama beberapa minggu ini, kegiatan diskusi periodik sudah berjalan menggunakan sistem dalam jaringan (daring), yaitu menggunakan aplikasi Zoom. Paling tidak sudah ada 3 pemakalah yang mendiskusikan papernya secara online, pertama adalah Ahmad Royani dengan judul papernya adalah menjaga eksistensi pondok pesantren, kedua adalah Moh. Nasiruddin Dosen darii Fakultas Dakwah yang membahas tentang hadits serta yang ketiga adalah Achmad Faesol Dosen Fakultas Dakwah yang membahas tentang “titik temu antara sosiologi dan agama”. Meski pola daring digunakan namun antusias peserta sangat luar biasa, karena mereka skaligs mengisi kegabutan mereka selama Work From Home (WFH). Peserta diikuti oleh pejabat LPM, Dosen IAIN Jember dan Juga Mahasiswa. (Sur)